PASER _ Muchtar Amar Pemerhati Politik dan Hukum (PATIH) menilai isu kenaikan harga beberapa komoditas bahan pikok kian menambah penderitaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
salah satunya sebagaimana. yang terjadi Kabupaten Paser dan Balikpapanyang diketahui sebagai kota minyak dengan pendapatan rata-rata yang terbilang cukup baik.
Namun sebagaimana yang terjadi dalam antrian masyarakat yang keluar hingga ketepi-tepi jalan/membluber hingga keluar sualayan untuk membeli minyak goreng, menunjukan ada yang kurang pas dalam dinamika prekonomian sekarang.
“Kemarin pagi Jum’at, (11/03/2022) di gunung pasir tampak antrian warga mau beli minyak goreng di salah satu minimarket” kata Muktar yang menyampaikan rilisnya pada awak media.
“awalnya saya tidak melihatnya, tapi supir taxi online yang ditumpangi beritahu saya, itu pak lihat warga lagi antri minyak goreng” menirukan ucapan ‘SS’ sang supir taxi online kepada awak media melalui keterangan tertulisnya.
Ketika menumpangi salah satu taxi online, Amar dikagetkan dengan sang supir yang sejak awal bertanya tentang pengertian subsidi dan awalnya masih enggan untuk menjawabnya.
“Tadi sejak awal tumpangi taxi online ‘SS’, beliau memulai obrolan dengan bertanya, apa sih pak pengertian subsidi itu?”, terangnya.
Lebih lanjut Muchtar menjelaskan “ya secara sederhana saya sampaikan, subsidi itu kebijakan agar daya beli masyarakat tetap terjaga, subsidi bisa diberikan terhadap barangnya agar lebih murah dan nilai jualnya terjangkau oleh warga atau bisa juga diberikan subsidi bantuan secara langsung kepada warga”.
Kembali lagi sang supir bertanya seakan-akan seperti seorang jurnalis atau bisa saja sosok lain yang mencari pendapat dari warga dengan melintasi jalan menuju pandan sari yang tampak banyak truck-truck besar ikut antrian membeli solar subsidi di SPBU.
Amar menerangkan “bapak tua itu tanya, kok bisa pak ya truck-truck besar ikut antri beli solar subsidi, truck itu kan punya perusahaan” menirukan pernyataan sang supir.
“Kunci pelaksanaan subsidi itu kontrolnya pak, kalau yang di-subsidi barangnya, maka dikontrol-lah siapa saja yang pantas dapat beli barang subsidi itu, kalau yang di-subsidi itu penerimanya, maka dikontrol-lah siapa saja yang pantas menerima bantuan subsidi agar tetap dapat membeli barang yang tak di subsidi?”, jelasnya.
Muchtar pun berharap warga tetap dapat bersabar dan tidak putus asa serta mengajak warga agar dapat bertahan dengan selalu berfikir melakukan hal-hal yang kreatif yaitu melakukan gerakan nasional mengolah makanan tanpa tergantung minyak goreng kelapa sawit, mengurangi penggunaan gas dengan sesekali menggunakan kayu atau arang serta menggunakan solar sell untuk mengurangi penggunaan listrik PLN.
Amar mengutarakan “kan bisa saja, ikan biasanya digoreng diganti dengan pepes atau dibakar, kurangi penggunaan gas LPG di-kolaborasi penggunaan kayu bakar atau arang dan gunakan solar sell, mungkin bisa lebih hemat”.
“kalau negara ingin genjot pendapatan dengan kedepankan ekspor sepanjang hasilnya digunakan untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat sih bagus juga, tapi kepentingan dalam negeri keseimbangannya tetap terjaga, terkontrol dan aturan ditegakkan kuat, jangan warga dibuat dengan terpaksa pasrah”, pungkasnya